DAMPAK PERGAULAN BEBAS REMAJA
BAB
I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Remaja adalah generasi penerus
yang akan membangun bangsa ke arah
yang lebih baik yang mempunyai pemikiran
jauh ke depan dan kegiatannya
yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut
harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan
masyarakat sekitar. Banyak
kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja
yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang
merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.
Pergaulan bebas di kalangan remaja di indonesia saat ini dirasa amat memperihatinkan. Ini terlihat dari data banyaknya jumlah anak usia sekolah (remaja) yang telah melakukan hubungan seks, tanpa ikatan perkawinan.
Pergaulan bebas di kalangan remaja di indonesia saat ini dirasa amat memperihatinkan. Ini terlihat dari data banyaknya jumlah anak usia sekolah (remaja) yang telah melakukan hubungan seks, tanpa ikatan perkawinan.
Menurut data hasil
survey KPAI, sebanyak 32 persen remaja usia 14-18 tahun di Jakarta, Surabaya,
dan Bandung pernah berhubungan seks. Fakta lainnya, sekitar 21,2 persen remaja
putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja wanita
mengaku pernah bercumbu. Karena itu, kami membuat karya tulis ilmiah ini untuk
membahas, membagi informasi dan mumbuka wawasan kita lebih jauh mengenai
masalah yang serius ini. Agar kita dan orang-orang di sekitar kita bisa
terhindar dari pergaulan dan seks bebas, terutama bagi kalangan remaja yang
sangat rentan akan hal ini.
B . Rumusan
Masalah
Apakah
pengertian dari pergaulan bebas?
·
Apa
faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja?
·
Apa
saja dampak yang timbul dari pergaulan bebas
terhadap remaja?
·
Bagaimana
cara mencegah terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja?
·
Bagaimana
penanggulangan bagi remaja yang telah melakukan pergaulan bebas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan
Penulisan ini, antara lain :
·
Mengetahui
pengertian dari pergaulan bebas.
·
Mengetahui
faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja.
·
Mengetahui
dampak yang timbul dari pergaulan bebas
terhadap remaja.
·
Mengetahui
cara mencegah terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja.
·
Mengetahui
cara penanggulangan bagi remaja yang telah melakukan pergaulan bebas.
D. Manfaat
Penulisaan
Adapun Manfaat
yang dapat diperoleh dari penulisan ini, yaitu mengetahui, memahami dan menjelaskan secara mendalam dan
terperinci tentang pergaulan remaja masa kini serta dampak buruk yang kita peroleh.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. METODE PENELITIAN
Ø Searching
Ø Browsing
Ø Interview
B. B. PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Pergaulan Remaja Masa Kini
2.1 Pergaulan Remaja Masa Kini
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita
dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil
yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman
yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa.
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.
Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.
Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.
Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.
Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.
Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.
Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.
2.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini
Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut :
- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.
Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.
Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.
Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.
Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.
Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.
Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.
2.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini
Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut :
- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
2.3 Tentang Prilaku Seks Bebas di Kalangan Remaja
Menurut data hasil survey KPAI, sebanyak 32
persen remaja usia 14-18 tahun di Jakarta, Surabaya, dan Bandung pernah
berhubungan seks. Salah satu pemicunya, muatan pornografi yang diakses via
internet. Kepada remaja, jangan pernah menulis sejarah dengan tinta benci
dendam di atas halaman putih ketulusan orangtua.
Fakta lainnya, sekitar 21,2 persen remaja
putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja wanita
mengaku pernah bercumbu. Survei KPAI juga menyebutkan, 97 persen perilaku seks
remaja diilhami pornografi di internet. Dunia internet adalah dunia yang
menyebarkan "kebohongan yang positif", termasuk soal seks.
Di Jakarta, menurut Riset Strategi Nasional
Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Survei yang
dilakukan BKKBN menyebutkan 5,3 persen pelajar SMA di Jakarta pernah
berhubungan seks. Dan 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia
telah melakukan seks pra nikah. Dari hasil survei yang dilakukan Annisa
Foundation ditemukan 42,3 persen remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat,
pernah berhubungan seks.
Tentang seks pranikah, dr Boy Abidin,
Sp.OG, dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, mengatakan, ancaman nyata
adalah kehamilan di luar nikah serta aborsi yang tidak aman. "Mayoritas
remaja percaya hubungan seks yang dilakukan satu kali tidak menyebabkan
kehamilan, padahal faktanya tidak demikian," katanya.
"Sejak dini remaja perlu dibekali
dengan informasi yang benar tentang tubuhnya, seksualitas, dan organ
reproduksi," tuturnya. Kenyataannya, pengetahuan remaja mengenai metode
kontrasepsi dan hubungan seks yang aman dinilai masih pas-pasan bahkan rendah.
Wow, ayah dan ibu silakan meratap karena berakhir sudah kebohongan yang
dibangun dari dunia bisik-bisik malam kelam.
Survei internasional yang dilakukan Bayer
Healthcare Pharmaceutical terhadap 6.000 remaja di 26 negara mengungkapkan, ada
peningkatan jumlah remaja yang melakukan seks tidak aman.
"Di mana pun negara Anda tinggal,
hambatan informasi menjadi penyebab para remaja ini menerima informasi yang
salah mengenai seks dan kontrasepsi," kata Denise Keller, salah satu
peneliti survei itu.
Alih-alih mewacanakan seks dan remaja,
sebuah stasiun televisi swasta pekan ini mengilustrasikan topik itu dengan
menayangkan gambar seorang remaja putri bercelana minim dan berkaos ketat
selengan. Dia berjalan bergandengan tangan bersama teman prianya. Mengapa yang
justru diobyekkan gambar seorang perempuan manakala bicara soal seks dan
remaja?
Tayangan media televisi dan inetrnet
kerapkali menafikan kekhasan tubuh perempuan, yakni tubuh yang mengalami
menstruasi secara berkala, tubuh yang memiliki payudara dan mempunyai rahim.
Tayangan itu mengambil alih tubuh pria untuk menyebut pengalaman kebertubuhan
perempuan. Ini bias pria ketika bicara soal seks dan remaja.
Bias itu "dicibir" oleh filsuf
Simone de Beauvoir. Katanya, seseorang tidak dilahirkan sebagai perempuan
tetapi dikonstruksikan oleh situasi sosial, historis, kultural dan ekonomisnya
menjadi perempuan. Slogan populernya, "One is not born a woman, one
becomes one." Bagi pria, perempuan dipandang sebagai obyek seks (The
Other, Sang Liyan), sementara pria dilihat sebagai Sang Subyek.
Bagaimana orangtua menyikapinya? Ketika
berbicara soal seks kepada remaja, jangan pernah berbicara dan berlaku seperti
layaknya agen rahasia Israel Mossad yang punya semboyan, "Kau akan
berperang dengan tipu muslihat." Bukankah mantan agen Mossad, Victor
Ostrovsky menulis bahwa persepsi adalah segalanya, karena itu informasi harus
dikendalikan dan dimainkan dengan kebohongan.
Jauhi cara-cara yang meniru gaya Mossad
manakala orangtua bicara soal seks di hadapan remaja. Gunakan model pendekatan
ruang lingkup kebudayaan (circulo de cultura) yang dipopulerkan oleh tokoh
pendidikan Amerika Latin Paulo Freire.
Maksudnya, berikan rasa aman dan penerimaan
seluas-luasnya kepada remaja sebagai pribadi yang berhak berkembang. Remaja
menamai jagat dunia seksnya sendiri. Bukan jagat dunia seks versi orangtua.
Caranya, temukan dan bicarakan bersama-sama topik-topik ngetrend soal seks dan
remaja.
Dan tuan putri YYX bertutur, "Dengan
ibu, aku membicarakan segalanya, dari pengalaman pacaran, sampai my first kiss.
Segalanya lapor sama ibu. Ibu adalah penguasa tunggal di hatiku." Saat itu
juga, Dewi Aphrodite meminta para pelayannya untuk menyelubungi dirinya dengan
menggunakan kerudung tipis.
Aphrodite menyukai sajian bunga-bunga
putih, pohon apel, dan bunga ros. Wahai remaja, berikan ibumu persembahan
bunga-bunga khas Aphrodite seraya berdoa, "Seks adalah cara untuk
mendekatkan diri dengan Tuhan."
Sumber:
http://www.berita8.com/read/2011/10/04/6/48390/Tentang-Prilaku-Seks-Bebas-di-Kalangan-Remaja
2.4 Cara Mencegah Prilaku Seks
Bebas Pada Remaja
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah prilaku seks
bebas pada remaja:
Adanya
kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang
tidak bersifat mengekang.
Salah satu faktor terbesar yang
mengakibatkan remaja kita terjerumus ke dalam prilaku seks bebas adalah
kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Perilaku seks bebas
pada remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat
penting untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Sebagai makhluk yang
mempunyai sifat egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan di luar dirinya akibat dari rasa ingin tahu
yang sangat tinggi. Tanpa adanya bimbingan maka remaja dapat melakukan perilaku
menyimpang. Untuk itu, diperlukan adanya keterbukaan antara orang tua dan anak
dengan melakukan komunikasi yang efektif. Mungkin seperti menjadi tempat curhat
bagi anak-anak anda, mendukung hobi yang diinginkan selama kegiatan tersebut
positif untuk dia.
Pengawasan yang perlu dan
intensif terhadap media komunikasi.
Pada usia remaja, mereka selalu
mempunyai keinginan untuk mengetahui, mencoba dan mencontoh segala hal. Seperti
dari media massa dan elektronik yang membuat remaja seringkali terpicu untuk
mengikuti seperti yang ada dalam tayangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pengawasan dalam hal tersebut. Mungkin dengan mendampingi mereka saat
melihat tayangan tersebut.
Menambah kegiatan yang positif
di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
Selain menjaga kesehatan tubuh,
kesibukan di luar sekolah seperti olahraga dapat membuat perhatian mereka tertuju
ke arah kegiatan tersebut. Sehingga, memperkecil kemungkinan bagi mereka untuk
melakukan penyimpangan prilaku seks bebas.
Perlu dikembangkan model
pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan produksi.
Perlu adanya wadah untuk
menampung permasalahan reproduksi remaja yang sesuai dengan kebutuhan.
Informasi yang terarah baik secara formal maupun informal yang meliputi
pendidikan seks, penyakit menular seksual, KB dan kegiatan lain juga dapat
membantu menekan angka kejadian perilaku seks bebas di kalangan remaja.
Perlu adanya sikap tegas dari
pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.
Dengan memberikan hukuman yang
sesuai bagi pelaku seks bebas, diharapkan mereka tidak mengulangi perbuatan
tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Hasil Penelitian
Penyebab pergaulan bebas
Persentase
:
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
Responden
|
Persentase
|
1.
|
Lingkungan
|
50
|
55 %
|
2.
|
Pendidikan
|
16
|
10
%
|
3.
|
Perhatian Orang Tua
|
34
|
35
|
·
Pengetahuan tentang
Pergaulan Bebas
No.
|
Keterangan
|
Jumlah Responden
|
Persentase
|
1.
|
Tahu
|
34
|
91 %
|
2.
|
Tidak tahu
|
30
|
9 %
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Jalan Keluar
·
Menanamkan
Nilai Keimanan
·
Mengurangi
nonton televise
·
Banyak beraktifitas postif
·
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
permasalahan remaja
kita merupakan persoalan yang sangat serius. Jika permasalahan remaja yang ada
di negeri ini tidak dikurangi dan diselesaikan dengan cepat maka dapat
menyebabkan hancurnya tatanan bangsa di masa depan. Beberapa faktor yang
mendorong anak remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar
nikah diantaranya adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas,
faktor lingkungan dan faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut
serta pengaruh dari media massa. Seks bebas adalah perilaku seks di luar
hubungan pernikahan. Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah
ada sejak manusia lahir. Sejak lahir, manusia sudah menjadi mahluk yang seksual
atau memiliki libido (enerji seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase
yaitu: oral, anal, falik dan genital.
Berikut beberapa saran yang
mungkin bisa dilakukan untuk mencegah prilaku seks bebas pada remaja:
Adanya kasih sayang, perhatian
dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang.
Salah satu faktor terbesar yang
mengakibatkan remaja kita terjerumus ke dalam prilaku seks bebas adalah
kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Perilaku seks bebas
pada remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat penting
untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Sebagai makhluk yang mempunyai
sifat egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah
terpengaruh oleh lingkungan di luar dirinya akibat dari rasa ingin tahu yang
sangat tinggi. Tanpa adanya bimbingan maka remaja dapat melakukan perilaku
menyimpang. Untuk itu, diperlukan adanya keterbukaan antara orang tua dan anak
dengan melakukan komunikasi yang efektif. Mungkin seperti menjadi tempat curhat
bagi anak-anak anda, mendukung hobi yang diinginkan selama kegiatan tersebut
positif untuk dia.
Pengawasan yang perlu dan
intensif terhadap media komunikasi.
Pada usia remaja, mereka selalu
mempunyai keinginan untuk mengetahui, mencoba dan mencontoh segala hal. Seperti
dari media massa dan elektronik yang membuat remaja seringkali terpicu untuk
mengikuti seperti yang ada dalam tayangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pengawasan dalam hal tersebut. Mungkin dengan mendampingi mereka saat
melihat tayangan tersebut.
Menambah kegiatan yang positif
di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
Selain menjaga kesehatan tubuh,
kesibukan di luar sekolah seperti olahraga dapat membuat perhatian mereka
tertuju ke arah kegiatan tersebut. Sehingga, memperkecil kemungkinan bagi
mereka untuk melakukan penyimpangan prilaku seks bebas.
Perlu dikembangkan model
pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan produksi.
Perlu adanya wadah untuk
menampung permasalahan reproduksi remaja yang sesuai dengan kebutuhan.
Informasi yang terarah baik secara formal maupun informal yang meliputi
pendidikan seks, penyakit menular seksual, KB dan kegiatan lain juga dapat
membantu menekan angka kejadian perilaku seks bebas di kalangan remaja.
Perlu adanya sikap tegas dari
pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.
Dengan memberikan hukuman yang
sesuai bagi pelaku seks bebas, diharapkan mereka tidak mengulangi perbuatan
tersebut.
Sumber:
http://www.berbagaihal.com/2011/03/mencegah-prilaku-seks-bebas-pada-remaja.html
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
KARYA TULIS ILMIAH
TENTANG PERGAULAN BEBAS REMAJA
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VI
Nama
Kelompok :
Dani Wijaya
Aldhi Rizaldhi
Adhe Maulana
Aulia Astrid
Gunarsi
Fahrur Rozy
SMA NEGERI 1 TALIWANG
TWIS_ONE
0 komentar:
Posting Komentar